A. DASAR PERTIMBANGAN DAN PENGEMBANGAN
KREATIVITAS
1. Hakikat Pendidikan
Seperti
yang yang kita ketahui sendiri bahwasanya pendidikan itu sangat berguna bagi
setiap individu untuk peningkatan derajat diri sendiri atau bahkan bagi
pembangunan nusa dan bangsa. Kemajuan dari suatu kebudayaan itu bergantunga kepada
cara kebudayaan tersebut mengenali, menghargai, dan memanfaatkan sumber daya
manusia yang ada dan itu sangat berkkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang
diberikan kepada masyarakatnya maupun peserta didik.
Salah
satu tujuan daripada pendidikan itu merupakan cara untuk mengembangkan bakat
dan kemampuan masyarakat ataupun peserta didiknya, sehingga pada dasarnya dapat
berguna dan berfungsi sepenuhnya. Dulu pada dasarnya orang-orang mengatakan
anak-anak berbakat itu seperti anak-anak yang memiliki IQ tinggi. Tapi sekarang
sudah dapat lebih disadari bahwa anak berbakat bukan hanya memilii intelegensi
tinggi melainkan karna kreativitas dan motivasi anak tersebut.
2. Kebuthan akan Kreativitas
Kebutuhan
akan kreativitas mau tidak mau harus kita hadapi didalam kehidupan kita, baik
dalam bidang ekonomi, kesehatan, politik maupun dalam bidang budaya dan sosial.
Kemajuan teknologi yang meningkat dan ledakan penduduk disertai berkurangnya
persediaan sumber-sumber alami dilain pihak, lebih-lebih menuntut adaptasi
secara kreatif dan kemampuan untuk mencari pemecahan masalah yang imajinatif.
3. Kendala dalam Pengembangan
Kreativitas
Kreativtas
dalam hal ini diasumsikan sebagai sesuatu yang dimiliki atau tidak dimiliki,
dan tidak banyak yang dapat dilakukan melalui pendidikan untuk mempengaruhinya.
Kendalanya terletak dalam alat-alat
ukur tes yang biasanya dipakai disekolah-sekolah, yaitu tes inteligensi
tradisionak yang mengukur kemampuan siswa untuk belajar, dan tes prestasi yang
untuk menilai kemajuan siswa dalam selama program pendidikan. Dengan demikian
pengembangan kemampuan mental intelektual anak secara utuh diabaikan.
Penggunaan model stimulus-response
dalam teori belajar merupakan sebab lain dari kurangnya perhatian psikologi dan
pendidikan terhadap masalah kreativitas.
4.
Hubungan
Kreativitas-Intelegensi
`Pengajuan model struktur
intelektual, tampak perhatian terhadap kreativitas, termasuk hubungan antara
krativitas dan intelegsi sangatlah meningkat, khusunya sejauh mana inteligensi
berpengarub terhadap kreativitas seseorang. Model ini sendiri membedakan antara
berfikir divergen dan konvergen. Kemampuan berfikir divergen merupakan
indikator dari kreativitas, dan berfikir konvergen mendasari tes inteligensi
tradisional. (Guildford).
5.
Peran
Inteligensi dan Kreativitas Terhadap Prestasi Sekolah
Dalam assesment siswa maupun
penilaian sistem pendidikan sebaiknya digunakan berbagai tes yang mempunyai
arti psikologis yang berrmakna dan beragam, sehingga dapat mengetahui sasaran
yang dapat dicapai dan mengenai kualitas sistem pendidikan.
6.
Sikap
Kreatif sebagai Non-Aptitude Trait dari Kreativitas
Guildford membagi antara aptitude dan
non-aptitudetraits yang berhubungan dengan kreativitas. Ciri-ciri aptitude dari
kreativitas meliputi kelancaran, kelenturan, dan orisinalitas dalam berfikir.
dan ciri-ciri ini dioperasionalisasikan dalam tes berfikir divergen. Namun
produktivitas kreatif tidak sama dengan prroduktivitas divergen.
Penelitian berdasarkan analisi faktor
menunjukkan korelasi yang statis tis bermakna walaupun rendah, antara ciri-ciri
non-aptitude atau afejtif ini (seperti kepercayaan diri, keuletan dll)dan
ciri-ciri aptitude dari kreativitas antara kelancaran, kelenturan, dan
orisinalitas dalam berfikir.
7.
Sikap
Guru dan Orang tua Mengenai kreativitas.
Intinya adalah baik guru maupun
orangtua dapat menjadi pendorong didalam pengembangan kreativitras seorang
anak.
B. DASAR PERTIMBANGAN UNTUK PERNDDIKAN
ANAK BERBAKAT
Ada beberapa alasan
mengapa pelayanan pendidikan khusus bagi yang berbakat perlu, yaitu:
1.
Keterbakatan
tumbuh dari proses interaktif antara lingkungan yang merangsang dan kemampuan bawaan dari prosesnya,
2.
Pendidikan
atau sekolah hendaknya dapat memberikan kesempatan pendidikan yang sama kepada
semua anak untuk mengembangkan potensinya sepenuhnya.
3.
Jika
anak berbqakat dibatasi dan dihambat dalam perkembangannya, jika mereka tidak
dimungkinkan untuk maju lebih cepat dan memperoleh materi pengajaran sesuai
dengan kemampuannya, sering mereka menjadi bosan, jengkel, atau acuh tak acuh..
4.
Kekhawatiran
bahwa pelayanan pendidikan khusus bagi anak berbakat akan membentuk kelompok
elite (kelompok atas).
5.
Anak
dan remaja berbakat merasa bahwa minat dan gagasan mereka sering berbeda dari
teman sebaya.
6.
Jika
kebutuhan anak berbakat dipertimbangkan, dan dirancang program untuk memenuhi
kebutuhan pendidikan mereka sejak awal.
7.
Anak
berbakat diberikan kesempatan dan pelayanan pendidikan yang sesuai akan dapat
memberi sumbangan yang bermakna bagi orang-orang.
8.
Yang
tidak bergaul dengan orang menonjol namun alhasil mereka dapt menonjol
preatasinya.
C. KEBIJAKAN
1.
Kebijakan
tentang Pelayanan Pendidikan Anak Berbakat
Diatur dalam UU RI Nomor 2 Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 8 Ayat 2.
2.
Kebijakan
Tentang Pengembangan Kreativitas
Terdapat dalam Garis-Garis Haluan
Negara (Kaidah Penutupan).
3.
Peranan
kreativitas dalam Program Pendidikan Anak Berbakat
D. KONSEP KREATIVITAS
1.
Kreativitas
dan Aktualisaasi Diri
Ada banyak para ahli yang mengemukakan hal ini, namun ada 1
tokoh yang mencolok yaitu, Rogers, bahwa sumber dari kreativitas adalah
kecenderungan untuk mengaktualisasikan diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk
berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk mengekspresikan dan
mengaktifkan semua organisme.
Implikasinya dari perbedaannya ialah
penekanan pada pentingnya ciri-ciri kepribadian, sikap, motivasi daqn
predisposisi untuk berfikir kreatif.\
2.
Konsep
Kreativitas dengan Pendekatan Empat P
Berikut definisi tentang kepribadian
berdasarkan 4 P:
v Definisi Pribadi
Hulbeck (1945)èTindakan kreatif muncuk dari keunikan
keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. Fokus pad asegi pribadi.
Stranbergè kreativitas merupakan titik
pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologis, inteligensi, gaya kognitif,
dan kepribadian/motivasi.
v Definisi Proses
Torranceè the
process of 1) sensing difficultes, problems, gaps in informations, missing
elements, something asked 2) makingguess and formulating hypotheses about the
deficiencies 3) evaluating and testing these guesses and hypotheses 4)possibly
revising and retesting them, and finaly 5)communicating the result.
Definisi ini meliputi seluruh proases
kreatif dan ilmiah mulai dari menemukan masalah sampai dengan menyampaikan
masalah.
v Definisi Produk
Rogers, mengemukakan kriteria untuk
prodek kreatif yaitu:
·
Produk
itu harus nyata
·
Produk
itu harus baru
·
Produk
itu merupakan hasil individu dalam interaksi dengan lingkungannya.
v Definisi “Press”
Dorongan Internal maupun erksternal.
E. Konsep Anak Berbakat dan Keterbakatan
(Giftedness)
Memberi definisi
operasional è mengiderntifikasikan anak berbakat.
F. Definisi USOE tentang Keterbakatan
ialah anak berbakat ialah mereka yang oleh
orang-orang profesional diidentifikasi sebagai anak yang mampu mencapai
prestasi yang tinggi karena mempunya kemampuan yang unggul. Anak-anak tersebut
memerlukan program pendidikan yang berdiferensiassi dan /atau pelayanan diluar
jangkauan program sekolah biasa agar dapat merealisasikan sumbangan mereka
terhadap masyarakat maupun untuk pengembangan diri sendiri.
kemampuan nya meliputi: kemampuan intelektual umum, akademik
khusus, berfikir kreatif-produktif, memipin, dalam salah satu bidang seni,
psikomotor.,
Suatu
definisi tentang keterbakatan mempunyai dampak terhadap kebijakan dan peraturan
yang dibentuk, oleh karena itu harus memenuhi kriteria berdasarkan riset
tentang karakteristik orang berbakat, memberi arah dalam prosedur seleksi dan
identifikasi, dan memberi arah pada praktek program anak berbakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar