Latar
belakang sejarah tokoh: Sigmund Freud
Freud lahir di Freiberg Moravia pada
tanggal 6 Mei 1856. Ayahnya adalah seorang pedagang kain wol yang kurang
sukses. Ketika bisnis ayahnya gagal di Moravia, keluarganya pun pindah ke
Leipzig,Jerman. Ketika itu Freud masih berusi 4 tahun, keluarga mereka pun
pindah lagi ke Vienna. Freud tinggal disana selama lebih kurang 80 tahun. Ketika
Freud lahir, ayahnya berumur 40 tahun, dan ibunya berumur 20 tahun. Ayahnya
seorang yang kejam dan otoriter, sehingga masa kecil Freud dipenuhi penyiksaan
dan kehancuran. Ibunya adalah seorang yang sangat menarik, pelindung dan
penyayang. Karena itulah ia tertarik pada ibunya. Ketertarikan seksual pada
ibunya inilah yang menjadi dasar konsep Oedipus
complex dari tingkat perkembangan dan akan dikemukakan pada teori
psikoanalisa.
Diantara anggota keluarganya Freud
mempunyai karakteristik kepribadian yang bernilai sangat tinggi seperti
keyakinan diri, ambisi yang sangat besar untuk sukses dan mimpi untuk ketenaran
dan kemenangan. Keluarga Freud termasuk ke dalam keluarga besar, ia memiliki 7
orang saudara. Freud sering merasa iri apabila ibunya membagi kasih sayang
terhadap anak anaknya yang lain. Dari kecil Freud terlihat cerdas, dia masuk
sekolah satu tahun lebih awal daripada teman sebayanya atau seumurannya, ia
juga dapat berbahasa jerman,latin,yunani,perancis,inggris dan italia. Pada umur
8 tahun ia asyik membaca Shakespeare dalam
bahasa inggris. Freud mempunyai banyak kesenangan termasuk cerita-cerita
militer, tetapi pada akhirnya ia memilih sekolah kedokteran di Universitas Wina
pada tahun 1873 dan tamat 8 tahun kemudian. Freud suka juga melakukan
eksperimen, pernah ia melakukan eksperimen dengan kokain dan memakannya. Tetapi
ia menyesalkan bahwa ilmu pengetahuan menyatakan kokain adalah zat yang membuat
orang ketagihan. Freud berkenalan dengan seorang gadis yang bernama Martha
Berrays, setelah 4 tahun bertunangan dan menikah. Pada tahun 1881 Freud
mendirikan praktek (klinik syaraf) dan mulai menekuni bidang orang-orang yang
menderita secara emosi atau jiwa.
Minat Freud pada neurology
menyebabkan ia menspesialisasikan diri di bidang perawatan gangguan-gengguan
syaraf, sebuah cabang ilmu kedokteran yang ketinggalan ditengah gerak maju di
kalangan seni penyembuhan selama abad XIX. Freud belajar selama satu tahun pada
psikiater Perancis yang terkenal, Jean Charcot, yang menggunakan hipnotis untuk
menyembuhkan hysteria. Meskipun Freud mencoba hipnotis dengan pasien-pasiennya,
namun ia tidak yakin dengan kemanjurannya. Brever dan Freud bekerjasama menulis
dari beberapa kasus-kasus hysteria yang berhasil disembuhkan dengan
pengungkapan (1895). Freud berpendapat bahwa konflik-konflik seksual adalah
penyebab dari hysteria, sedangkan Brever berpandangan lebih hati-hati. Sejak
itu Freud praktis bekerja sendirian mengembangkan ida-ide yang menjadi dasar
teori psikoanalisis dan mencapai puncaknya dalam penerbitan karya besar
pertamanya, The Interpretation of
Dreams (1900). Dalam waktu
singkat, Freud dikelilingi oleh sekelompok muridyang berasala dari berbagai
bangsa, diantaranya adalah Ernest Jones dari
Inggris, carl jung dari Zurich, A.A. Brill dari New York, Sandor Fernczi
dari Budapest, Karl Abraham dari Berlin, Alfred Adler dari Wina.
Defenisi
Kepribadian menurut Freud
Instincts: the propelling forces of the
personality
The Instincts:
Instincts adalah elemen dasar kepribadian, kekuatan motivasi yang
mendorong perilaku dan menentukan arahnya. untuk konsep ini Freud mencoba yang
merjemahkan Instincts sebagai pendorong kekuatan atau impuls (Bettelheim,
1984).
Pandangan Freud tentang manusia yaitu suatu system energy, dimana
manusia didorong oleh seksual, dan gerakan agresif atau insting. Dorongan
seksual dan agresif ini tidak dipelajari dari soasial. Freud berpendapat,
Instincts berasal dari energy-transformasi–energi fisiologis yang menghubungkan
kebutuhan tubuh dengan pengharapan pikiran. Jembatan antara energi fisiologis
dengan kepribadian ialah Das Es ( id ) dengan insting-instingnya.
Perwujudan psikologisnya disebut hasrat, sedangkan rangsangan
jasmaniahnya, dari mana hasrat itu muncul disebut dengan kebutuhan. Jadi,
keadaan lapar dapat digambarkan secara fisiologis sebagai keadaan kekurangan
makanan pada jaringan-jaringan tubuh, sedangkan secara psikologis diwujudkan
dalam bentuk hasrat akan makanan. Dorongan itu berfungsi sebagai motif bagi
tingkah laku, sedangkan insting menjalankan control selektif terhadap tingkah
laku.
Teori Freud tentang motivasi secara kokoh didasari asumsi bahwa
insting adalah satu-satunya sumber energi bagi tingkah laku manusia. Freud
mengklasifikasikan hal ini menjadi 2 kategori yaitu: Life Instincts adalah cara untuk bertahan hidup & bereproduksi.
Keinginan atau energi dari insting hidup disebut Libido. Libido dapat disalurkan dan dapat dimanivestasikan terhadap
objek yang dikenal sebagai cathexis. Death
Instincts disebut juga “Destructive Instincts”. Freud berpendapat bahwa
setiap manusia memiliki keinginan di bawah alam sadarnya yaitu untuk mati.
Struktur
kepribadian
Pemikiran Freud membagi 3 level kesadaran :
Conscious mind: kesadaran, sebagai penghubung
dengan kehidupan sehari termasuk pengalaman dan persepsi yang mana kita sadar
terhadap kejadian tertentu. Preconscious mind : terdiri dari
memori-memori yang tidak hanya ada di kesadaran namun dapat dengan mudah
dibangkitkan ke kesadaran. Isinya dapat muncul ke kesadaran dan dikembalikan ke
ketidaksadaran bila dibutuhkan. Unconscious mind : menyimpan
motif-motif instingtual yang primitif dan memori dan emosi yang sangat tenang.
Kepribadian tersusun dari tiga sistem pokok
yakni: id, ego, superego. Meskipun masing-masing dari kepribadian
total ini mempunyai fungsi, sifat, komponen, prinsip kerja, dinamisme, dan
mekanismenya sendiri,namun mereka berinteraksi begitu erat satu sama lain
sehingga sulit (tidak mungkin) untuk memisah-misahkan pengaruhnya dan menilai
sumbangan relatifnya terhadap tingkah laku manusia.
1.
ID
Id berisikan segala sesuatu yang secara
psikologis diwariskan dan telah ada sejak lahir, termasuk insting-insting dan
libido. Id tidak bisa menanggulangi peningkatan energi yang dialaminya sebagai
keadaan-keadaan tegangan yang tidak menyenangkan. Karena itu, apabila tingkat
tegangan organisme meningkat maka id akan bekerja sedemikian rupa untuk segera
menghentikan tegangan dan mengembalikan organisme pada tingkat energi rendah
dan konstan serta menyenangkan. Prinsip reduksi tegangan yang merupakan ciri
kerja ini disebut prinsip kenikmatan (pleasure
principles), di mana prinsip kesenangan tersebut bertujuan untuk mencapai
kepuasan dan menghindari ketidakpuasan.
Id itu egois, primitive, amoral, gegabah. Id
tidak mementingkan kenyataan. Cara yang dilakukan id untuk memenuhi kepuasannya
adalah melakukan aksi reflex, halusinasi taupun fantasi yang disebut sebagai primary-process thought.
2.
EGO
Kemampuan anak untuk mengembangkan persepsi, recognisi, memori maupun
peningkatan intelegensi dan pemikiran akan dunia,disebut sebagai secondary process thought. Ego merupakan
master rasional dari kepribadian, yang bertujuan bukan untuk menahan implus
dari id tapi membantu id untuk mengurangi ketegangan. Karena merupakan bagian
dai kesadaran, ego menentukan kapan dan bagaimana id dapat dipuaskan, hal ini merupakan
cara yang cocok dan diterima secara sosial, tempat dan objek yang bisa
memuaskan implus id. Ego melayani id dan kenyataan, yang secara konsisten
memberikan mediasi dan kompromi terhadap konflik permintaan antara id dan
kenyataan. Salah satu fungsi ego dikenal sebagai reality principle, yaitu suatu prinsip yang bertolak belakang
dengan prinsip kesenangan dengan mengoperasikan id.
3.
SUPER EGO
Kekuatan ketiga yang dikemukakan oleh Freud
adalah Superego. Superego adalah perwujudan internal dari nilai-nilai dan
cita-cita tradisional masyarakat sebagaimana yang diterangkan orang tua kepada
anak dan dilaksanakan dengan cara memberinya hadiah-hadiah atau
hukuman-hukuman. Superego adalah wewenang moral dari kepribadian. Superego
sebagai wasit tingkah laku yang diinternalisasikan, berkembang dengan
memberikan respon terhadap hadiah-hadiah dan hukuman-hukuman yang diberikan
orang tua.
Superego memiliki 2 bentuk, yang pertama adalah conscience yang merupakan bentuk hukuman
terhadap perilaku anak. Kedua adalah ego-ideal
yang merupakan bentuk pujian terhadap perilaku anak yang baik dan benar. Id
fokus pada kesenangan, ego berusaha unutk menunda kesenangan id, dan superego
tidak memberikan kompromi terhadap permintaan terbebut.
Dinamika
Kepribadian
Anxiety. Anxiety
(kecemasan) merupakan dampak dari konflik yang tidak dapat terhindarkan. Ada 3 jenis anxiety, yaitu : Realistic
Anxiety, kecemasan pada bahaya nyata yang ada di dunia luar, merupakan
sumber terjadinya kecemasan neurotic dan normal. Neurotic Anxiety, kecemasan terhadap hukuman yang akan diterima. Moral Anxiety, kecemasan yang timbul
karena melanggar standar nilai. Neurotic anxiety dan moral anxiety tampaklah
mirip, namun mempunyai prinsip yang berbeda dalam hal tingkat kontrol ego.
Defense Mechanism. Defense
mechanism membantu individu untuk meolak impuls yang tidak dikehendaki masuk kesadaran,
dan memberikan kepuasan kepada impuls tersebut dengan cara tidak langsung. Freud
mendeskripsikan ada 7 (tujuh) bentuk defense mechanism :
Identification,
cara mereduksi ketegangan dengan mengidentifikasikan diri dengan orang yang
dianggap lebih berhasil memuaskan keinginan dibandingkan dirinya. Displacement, pemindahan energi dari
objek satu ke objek lain karena adanya insting yang tidak dapat dicapai karena
adanya rintangan dari dalam dan dari luar. Repression,
proses ego yang menggunakan kekuatan untuk menekankan segala sesuatu yang dapat
menimbulkan kecemasan keluar dari kesadaran. Fixation, terhentinya perkembangan normal pada tahapan perkembangan
tertentu karena setelahnya sangat sukar, sehingga dapat menimbulkan kecemasan
dan frustasi yang kuat.
Regression,
mundurnya perkebangan ke tahap awal dimana seseorang merasa puas, karena
terjadinya kecemasan dan pengalaman traumatik yang sangat kuat pada tahap
perkembangan terentu. Reaction Formation,
pergantian impuls yang menimbulkan kecemasan dengan impuls kebalikan dalam
kesadaran. Projection, perubahan
pikiran dan perasaan kecemsan neurotik atau moral menjadi kecemasan realistik
dengan cara impuls internal yang mengancam dipindahkan ke objek luar. Isolation, pertentangan antar komponen
afektif dan kognitif, gejala neurosis dimana dorongan insting bertahan di
kesadaran tanpa adanya perasaan senang atau puas. Denial, penolakan kenyataan, menolak stimulus yang tidak
menyenangkan dengan mengganti persepsi itu dengan fantasi.
Perkembangan
Kepribadian
Freud percaya bahwa seluruh tingkah laku adalah
sikap untuk bertahan (mempertahankan diri). Tapi tidak semua orang menggunakan
pertahanan diri yang sama.Perbedaan itu karena mereka dibentuk oleh pengalaman
pikiran dan tidak pernah ada dua orang yang sama persis dalam pengalamannya
meskipun mereka dibesarkan dalam satu rumah. Jadi bagian dari kepribadian kita
dibentuk dari hubungan dasar yang khas sejak kita kecil dengan orang-orang dan
obyek-obyek yang berbeda sehingga setiap orang memiliki karakter yang unik.
Freud memperhatikan konflik dorongan yang kuat pada usia anak yang sangat muda.
Setiap bagian dari tubuh adalah sesuatu yang sangat penting sebagai pusat dari
konflik-konflik dari usia yang berbeda.
Berdasarkan pengamatan ini beliau
mengeluarkan teori “tahapan perkembangan
psikoanalisa”, setiap tahapan
didefenisikan sebagai bagian-bagian erogenesis dari tubuh kita. Pada setiap
tahapan konflik pasti ada yang harus diselesaikan sebelum menetap atau sebelum
si anak maju ke tahapan berikutnya. Apabila anak tersebut tidak terselesaikan
konfliknya maka ia dikatakan mengalami fiksasi. Fiksasi adalah bagian dari
libido atau energi psikis yang tinggal atau tertanam pada tahap perkembangan,
tidak punya energi yang cukup untuk masuk ke tahapan berikutnya. Freud mengemukakan
ada lima tahapan dalam teori tahapan perkembangan psikoanalisa, yaitu:
- Fase Oral ( 0-1 tahun )
Sumber kenikmatan adalah rangsangan
yang sampai pada daerah mulut. Bayi memperoleh kenikmatan dari menghisap dan
mengemut. Bila tidak tepenuhi, anak akan mengalami ketidakmampuan berhubungan
dengan orang lain, tidak dapat mencintai dan percaya pada orang lain, isolasi
atau penarikan diri dari lingkungan. Terdiri atas 2 sub fase oral, yaitu : Masa
ketergantungan oral, bayi tergantung sepenuhnya kepada orang lain dan masa
agresifitas oral, sebagai reaksi.
- Fase Anal ( 1-3 tahun )
Pusat kenikmatan terdapat di daerah
anus, berkaitan dengan kegiatan buang air besar ( masa-masa toilet training ). Bila
tidak terpenuhi, anak jadi tidak disiplin, tidak perduli terhadap lingkungan
sosial. Reaksi atau sikap orang tua : Terlalu keras atau kaku, akan menimbulkan
sikap menentang. Terlalu membiarkan mengatur sendri akan menimbulkan sikap
ragu-ragu. Terdiri dari 2 sub fase, yaitu : Pengeluaran kotoran, sumber
kepuasan adalah “ mengotori “ lingkungan sebagai reaksi terhadap sikap orang
lain yang dianggap tidak menyenangkan. Fiksasi : impulsive, masa bodoh. Penahanan
kotoran, tidak mau diatur orang lain. Fiksasi : sikap kaku, keras kepala.
- Fase Phallic ( 3-5 tahun )
Konflik dasar
dari tahap ini adalh keinginan dari alam bawah sadar anak untuk melakukan
hubungan seksual. Keinginan dari alam bawah sadar akanmemusuhi atau merusak
orang tua yang punya jeniskelamin sama. Konflik ini disebut Oedipus Complex.
Freud juga menjelaskan tentang Electra Complex, konflik yang dialami wanita pada masa phallic.
Freud mengatakan hal ini terjadi karena reaksi si anak ketika dia menemukan
bahwa anak laki-laki memiliki penis dan dia tidak. Si anak menyalahkan ibunya
atas bayangan/gambaran si ibu yang diturunkan kepadanya. Dia menjadi cemburu
dan mengalihkan / mentransfer cintanya pada sang ayah karena memiliki organ
yang dia inginkan
Secara
garis besar, dari fase phallic ini ada beberapa hal penting, yaitu :
Pusat kenikmatan
adalah alat kelamin, mulai menaruh perhatian terhadap perbedaan anatomi. Laki-laki
menglami Castration Anxiety. Tokoh ibu menjadi obyek kasih sayang. Ayah
dianggap musuh. Perempuan mengalami Electra Complex. Tokoh ayah menjadi
obyek kasih sayang. Ibu dianggap musuh. Untuk menekan perasaan ini, anak
mengidentifikasikan dirinya dengan orang tua sejenis. Kegagalan pada fase ini,
akan menyebabkan kebingungan akan peran seks secara wajar, kegagalan akan
menemukan standar moral yang tepat
- Fase Laten ( 6-12 tahun )
Aktifitas
seksual tenang, terpendam, tidak aktif atau ditekan melalui resolusi dari
oedipus complex dan electra complex. Anak menumbuhkan dan mengembangkan
ketrampilan dasar, memperoleh dan memperhatikan sistem nilai. Dikatakan periode laten, karena
sebenarnya tidak termasuk dalam tahapan psikoanalisa. Insting seksual istirahat, disublimasikan dalam waktu
perkembangan tertentu melalui kegiatan di sekolah, hobi dan olahraga, serta
pengembangan persahabatan dengan anggota masyarakat lain yang berjenis kelamin
sama atau tidak sama.
- Fase Genital ( 12 tahun ke atas )\
Datangnya masa pubertas. Dorongan
seks semakin berkembang lagi. Objek cinta berpindah dari cinta insect ke cinta
heteroseksual yang tidak insect. Fungsi biologis ialah reproduksi, aspek-aspek
psikologis membantu mencapai tujuan ini dengan memberikan stabilitas dan
keamanan sampai batas tertentu. Individu yang telah mencapai tahap ini, akan
mampu untuk perduli terhadap kesejahteraan dari orang yang dia cintai. Sublimasi
penting bagi masa ini adalah motif seksual dan agresif dari id, ditransformasi
menjadi energi untuk menikah, bekerja dan merawat anak
Psychopatology
Sulit untuk teori psikoanalitik dimengerti tanpa pemahaman dasar tentang sifat perilaku seringkali aneh dan membingungkan yang menarik perhatian Freud. Freud menghabiskan sebagian besar waktu profesionalnya bekerja dengan pasien dengan gangguan neurotik. Bahkan, unsur-unsur yang paling penting dalam teorinya didasarkan pada pengamatan yang berasal dari pekerjaan ini. Dalam kursus ini investegations, Freud memutuskan bahwa proses psikologis pasiennya tidak aneh bagi mereka dengan gangguan neurotik, tetapi dapat ditemukan untuk satu derajat atau yang lain, dan di salah satu dari atau yang lain, pada semua orang. Jadi, meskipun awalnya didasarkan pada pengamatan dengan pasien, teorinya adalah teori umum fungsi kepribadian dari pada hanya teori perilaku abnormal. Tipe kepribadian sebagaimana dicatat, Freud berpikir bahwa lima tahun pertama kehidupan sangat penting dalam perkembangan individu. Selama tahun ini, adalah mungkin untuk sejumlah kegagalan terjadi dalam pengembangan instinc tersebut. Kegagalan tersebut dalam pengembangan disebut fiksasi.
Sulit untuk teori psikoanalitik dimengerti tanpa pemahaman dasar tentang sifat perilaku seringkali aneh dan membingungkan yang menarik perhatian Freud. Freud menghabiskan sebagian besar waktu profesionalnya bekerja dengan pasien dengan gangguan neurotik. Bahkan, unsur-unsur yang paling penting dalam teorinya didasarkan pada pengamatan yang berasal dari pekerjaan ini. Dalam kursus ini investegations, Freud memutuskan bahwa proses psikologis pasiennya tidak aneh bagi mereka dengan gangguan neurotik, tetapi dapat ditemukan untuk satu derajat atau yang lain, dan di salah satu dari atau yang lain, pada semua orang. Jadi, meskipun awalnya didasarkan pada pengamatan dengan pasien, teorinya adalah teori umum fungsi kepribadian dari pada hanya teori perilaku abnormal. Tipe kepribadian sebagaimana dicatat, Freud berpikir bahwa lima tahun pertama kehidupan sangat penting dalam perkembangan individu. Selama tahun ini, adalah mungkin untuk sejumlah kegagalan terjadi dalam pengembangan instinc tersebut. Kegagalan tersebut dalam pengembangan disebut fiksasi.
Jika individu menerima gratifikasi begitu sedikit selama tahap pembangunan
yang mereka takut untuk pergi
ke tahap berikutnya, atau jika mereka menerima gratifikasi sehingga tidak ada motivasi
untuk melanjutkan, fiksasi akan terjadi. Jika fiksasi terjadi, individu akan mencoba untuk
mendapatkan jenis yang sama kepuasan
yang sesuai untuk tahap awal pembangunan selama tahap selanjutnya. Misalnya,
individu terpaku pada
tahap oral dapat terus mencari
pemuasan oral yaitu
: makan, merokok, atau
minum. Sebuah fenomena perkembangan yang terkait dengan fiksasi adalah regresi. Dalam regresi, individu
berusaha untuk kembali ke mode sebelumnya kepuasan,
titik awal dari
fiksasi. Regresi sering
terjadi dalam kondisi stres,
sehingga banyak orang makan berlebihan, merokok, atau minum alkohol terlalu
banyak hanya selama periode
frustasion dan kecemasan.
The oral personality
Konsep tahap pembangunan,
fiksasi regresi, dan
sangat penting untuk teori psikoanalitik. Salah satu aspek yang paling menarik
dalam cara di mana karakteristik kepribadian yang dikembangkan di awal dan
dipelihara setelahnya. Untuk
masing-masing tahap awal pengembangan,
ada karakter yang sesuai jenis yang dikembangkan,
karena fiksasi parsial
pada tahap itu. karakteristik kepribadian oral, misalnya, berkaitan
dengan proses yang terjadi selama tahap oral pembangunan
yang mempertahankan individu
di kemudian hari. Kepribadian oral adalah narsistik bahwa mereka hanya
tertarik pada diri mereka sendiri dan
tidak memiliki pengakuan yang jelas
lain sebagai entitas yang terpisah.
Orang lain terlihat hanya dalam jangka apa
yang dapat mereka berikan (pakan).
Kepribadian Oral selalu
meminta sesuatu, baik dalam hal permintaan, sederhana
memohon atau permintaan
agresif.
The anal personality
Kepribadian anal berasal dari tahap
anal pembangunan. Berbeda dengan grafitication terkait dengan mulut dan
aktivitas oral, yang dapat
dinyatakan di masa dewasa dalam bentuk yang relative dirpresi, kepuasan
impuls anal harus mengalami transformasi yang cukup. Secara umum, ciri-ciri
karakter anal terkait dengan proses yang terjadi pada tahap anal pembangunan
yang belum sepenuhnya dilepaskan. Proses penting adalah proses tubuh (akumulasi
dan rease dari feses) dan hubungan
interpersonal (dengan kemauan berjuang atas toilet training). Mengikat dua
bersama-sama, orang anal melihat ekskresi sebagai simbol dari kekuasaan yang
sangat besar. Bahwa pandangan seperti tetap ditunjukkan dalam ekspresi
sehari-hari banyak seperti referensi ke toilet sebagai takhta. Perubahan dari
mulut ke anus adalah salah satu karakter dari memberi saya untuk melakukan apa
yang saya katakan atau dari saya harus memberi, Anda harus mematuhi Anda. Karakter anal dikenal oleh tiga
serangkai sifat, yang disebut triad anal, ketertiban dan kebersihan, kekikiran,
dan keras kepala. Penekanan pada kebersihan dinyatakan dalam. Kepribadian
kompulsif anal memiliki kebutuhan untuk menjaga semuanya bersih dan dalam
rangka, mewakili formasi reaksi terhadap dan minat dalam hal-hal yang kacau dan
haram. Sifat kedua dari tiga serangkai, kekikiran / kekikiran, berkaitan dengan
kepentingan compulsives anusmberpegang pada hal-hal, minat dating kembali ke ingin
mempertahankan feses kuat dan penting. Sifat ketiga di triad, ketegaran,
berkaitan dengan pembangkangan infantil karakter anal melawan berpisah dengan
bangku, terutama pada perintah lainnya.
The phallic character
Sama seperti jenis karakter oral
dan anal mencerminkan fiksasi parsial pada
dua tahap pertama pembangunan, karakter phallic merupakan
hasil fiksasi parsial
di kompleks tahap Oedipus. Fiksasi di
sini memiliki implikasi yang berbeda untuk pria dan wanita, dan perhatian khusus telah diberikan kepada
hasil fiksasi parsial
untuk laki-laki. Sedangkan keberhasilan untuk orang oral berarti'' Saya mendapatkan'' dan kesuksesan bagi orang anal berarti
kendali, sukses untuk sarana
laki phallic'' Saya''
manusia. Laki-laki phallic harus menyangkal semua saran kemungkinan bahwa ia telah dikebiri. Baginya, kesuksesan berarti
bahwa ia adalah kebanggaan mata orang lain. Dia harus selalu
menegaskan maskulinitas dan potensi, sikap
dicontohkan oleh Theodore Roosevelt mengatakan,'' berbicara lembut tapi membawa tongkat besar''. Kualitas, berlebihan ekshibisionis dengan perilaku orang-orang yang ekspresif dari kecemasan
yang mendasari tentang pengebirian.
Para perempuan dari
karakter phallic laki-laki
dikenal sebagai
hysterical
personality. Sebagai
pertahanan terhadap keinginan oedipal, gadis kecil mengidentifikasi
ke tingkat yang berlebihan dengan ibunya dan feminitas.
Dia menggunakan perilaku
menggoda dan genit untuk mempertahankan perhatian ayahnya tapi membantah niat
seksualnya. Pola perilaku
kemudian terbawa sampai
dewasa, di mana ia dapat menarik
orang-orang dengan perilaku genit namun menyangkal
niat seksual dan
umumnya tampak agak naif. Wanita hysterical
ideal di kehidupannya, pasangan mereka, dan cinta romantis, sering menemukan diri mereka terkejut dengan momen jelek di
hidup.
Conflict and defense
Menurut Freud, semua psikopatologi
berkaitan dengan upaya untuk memuaskan naluri yang
telah terpaku pada tahap perkembangan. Dengan demikian, di psikopatologi individu masih
mencari kepuasan seksual dan agresif dalam bentuk kekanak-kanakan. Namun, karena hubungannya dengan trauma masa lalu, ekspresi
keinginan ini mungkin
sinyal bahaya bagi ego dan mengarah pada pengalaman kecemasan. Akibatnya, ada
situasi konflik di mana perilaku
yang sama yang berhubungan dengan
kesenangan dan rasa sakit. Misalnya
permusuhan, seseorang mungkin berusaha
untuk menjadi tergantung pada orang lain tetapi takut bahwa jika
hal ini dilakukan dia akan
rentan terhadap frustrasi dan kehilangan (nyeri).
Seperti disebutkan dalam diskusi sebelumnya,
bagian penting dari konflik adalah kecemasan.
Untuk mengurangi pengalaman
menyakitkan kecemasan, mekanisme pertahanan, dibawa ke dalam bermain. Jadi, misalnya, orang mungkin menolak perasaan
agresifnya atau memproyeksikan diri
mereka ke hal lainnya. Dalam kedua kasus orang
tidak lagi harus takut
terhadap perasaan agresif. Singkatnya, di
psychopatology ada konflik antara drive atau keinginan
(naluri) dan rasa ego (kecemasan) bahwa
bahaya akan terjadi jika keinginan dinyatakan (habis).
Untuk mencegah hal
ini dan untuk menangkal hal ini
dan untuk menangkal kecemasan,
mekanisme pertahanan yang digunakan. Secara struktural,
neurosis adalah akibat
konflik antara id dan ego.
Assessment
dan Riset
Menurut freud sadar
dianggap menjadi kekuatan pendorong utama dalam kehidupan, konflik masa
kanak-kanak ditekan keluar dari kesadaran. Tujuan dari sistem freud tentang
psikoanalisis adalah untuk membawa kenangan ditekan, ketakutan, dan pikiran
kembali ke tingkat kesadaran. Bagaimana bisa psikoanalis mengevaluasi atau
menilai ini bagian tak terlihat dari pikiran, arena gelap yang tidak terjangkau
bagi kita? selama karyanya dengan pasien, freud mengembangkan metode : asosiasi
bebas dan analisis mimpi.
Free
association
Salah satu kasus
histeria yang paling terkenal dari Breuer adalah kasus Anna 0., yang ditangani
Breuer dari tahun 1880 sampai 1882. Kurang-lebih pada waktu yang bersamaan,
seorang ahli saraf terkemuka dari Rumah Sakit La Salpetriere, Paris, yakni Jean
Martin Charcot, mengembangkan metode yang sama dengan yang digunakan Breuer.
Dari kedua orang ini Freud belajar dan mempraktekkan metode hipnosis untuk
menangani kasus-kasus histeria. Bahkan dengan Breuer, Freud sempat mengadakan
kerja sama.
Kerja sama mereka
menghasilkan penanganan atas sejumlah kasus histeria yang dibukukan
dengan judul Studien uber Hysterie(1895). Tetapi tidak lama setelah
buku tersebut diterbitkan, Freud memisahkan diri serta meninggalkan metode
yang digunakan oleh Breuer dan Charcot karena ia merasa tidak puas dengan
prosedur dan basil yang dicapainya: Setelah meninggalkan metode hipnosis,
Freud mencoba metode lain, yakni metode sugesti yang dipelajarinya dari
Bernheim pada tahun 1889. Dan metode yang terakhir ini pun ternyata tidak memuaskan
Freud, sehingga ia akhirnya mengembangkan dan menggunakan metode sendiri yang
disebut metode asosiasi bebas (free association method).
Berbeda dengan
metode hipnosis yang menyadarkan diri pada anggapan bahwa pengalaman-pengalaman
traumatik yang ada pada pasien histeria perlu dan hanya bisa diungkapkan dalam
keadaan si pasien tidak sadar (di bawah pengaruh hipnosis), metode asosiasi
bebas bertumpu pada anggapan bahwa pengalaman-pengalaman traumatik (pengalaman
yang menyakitkan) yang dimiliki pasien hysteria itu bisa diungkapkan
dalam keadaan sadar. (Dalam asosiasi bebas, pasin diminta untuk mengemukakan
secara bebas hal-hal apa saja yang terlintas dalam pikirannya saat itu.
Hal yang penting
dari pengembangan asosiasi bebas ini adalah, metode asosiasi bebas dengan
prinsip atau anggapan yang mendasarinya telah membawa Freud kepada suatu
kesimpulan bahwa ketaksadaran memiliki sifat dinamis, dan memegang peranan
dalam terjadinya gangguan neurotik seperti histeria.
Dream
Analysis
Di samping metode asosiasi
bebas, pada periode awal dari psikoanalisa itu Freud juga mengembangkan
analisis mimpi (dream analysis) atau penafsiran mimpi. Penafsiran mimpi ini
diketnbangkan oleh Freud berdasarkan anggapannya bahwa isi mimpi merupakan
simbol dari keinginan atau pengalaman-pengalaman tertentu yang direpres di
alam tak sadar.
Dengan demikian,
sebagaimana dikatakan oleh Freud, mimpi itu sendiri adalah via regia Oalan
utama) menuju alam tak sadar. Artinya, melalui penafsiran atas sebuah mimpi,
kits bisa mengetahui keinginankeinginan atau pengalaman-pengalaman spa yang
direpres oleh si pernimpin di alam tak sadarnya. Itulah yang login
dicapai Freud melalui penafsiran mimpi yang dikembangkannya. Adapun subjek
Freud yang pertama dan sering digunakan untuk keperluan menguji ketepatgunaan
metode penafsiran mimpinya tidak lain adalah dirinya sendiri.
Research
in Freud’s Theory
Metode Freuds
penelitian utama adalah studi kasus, yang memiliki beberapa keterbatasan, studi
kasus tidak bergantung pada observasi yang objektif, data tidak dikumpulkan
dalam mode terkontrol dan sistematis, dan situasi (sesi psikoanalitik) tidak
setuju untuk duplikasi dan verifikasi . Tidak bisa sistematis bervariasi
kondisi masa kanak-kanak di mana pasien yang dipelihara tidak bisa menduplikasi
di laboratorium lingkungan rumah seseorang. Secara umum, kemudian, pengamatan
klinis tidak dapat diulang dalam eksperimen psikologis terkontrol.
Banyak penelitian
yang mencakup ketidaksadaran sublimation
perception (juga disebut sublimation
psychodynamic activation), dimana stimulus dihadirkan pada subjek dibawah
kesadaran. Meskipun ketidakmampuan mereka dalam menerima stimulus, proses
kesadaran subjek dan perilaku diaktifkan oleh stimulus. Dengan kata lain,
seseorang dapat dipengaruhi oleh stimulus dimana mereka tidak mengetahui secara
sadar.
Isu
penting dalam Psikologi Kepribadian menurut Freud
Manusia digambarkan sebagai pessimism,
bergumul dengan kekuatan diri, pergumulanyang membawa ke pada kekalahan. Pada
nature-nurture, Freud memilih jalan tengah. Id yang merupakan bagian keribadian
terkuat, berdasarkan struktur secara psikologikal, sebagai tahap perkembangan
psikoseksual. Secara universality kita semua mangalami tahap perkembangan
psikoseksual dan mengatakan bahwa setiap pribadi individu adalah unik. Freud
menggambarkan deterministik sebagai hal-hal yang kita lakukan, pikirkan, imipikan,
ditentukan oleh insting hidup dan mati. Pribadi dewasa kita ditentukan dari
interaksi yang terjadi sebelum kita berusia lima tahun, dimana kita memiliki
sedikit control.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar