Selasa, 07 Mei 2013

Sigmeud Freud (TEORI PSIKOANALISA)




Latar belakang sejarah tokoh: Sigmund Freud
            Freud lahir di Freiberg Moravia pada tanggal 6 Mei 1856. Ayahnya adalah seorang pedagang kain wol yang kurang sukses. Ketika bisnis ayahnya gagal di Moravia, keluarganya pun pindah ke Leipzig,Jerman. Ketika itu Freud masih berusi 4 tahun, keluarga mereka pun pindah lagi ke Vienna. Freud tinggal disana selama lebih kurang 80 tahun. Ketika Freud lahir, ayahnya berumur 40 tahun, dan ibunya berumur 20 tahun. Ayahnya seorang yang kejam dan otoriter, sehingga masa kecil Freud dipenuhi penyiksaan dan kehancuran. Ibunya adalah seorang yang sangat menarik, pelindung dan penyayang. Karena itulah ia tertarik pada ibunya. Ketertarikan seksual pada ibunya inilah yang menjadi dasar konsep Oedipus complex dari tingkat perkembangan dan akan dikemukakan pada teori psikoanalisa.
            Diantara anggota keluarganya Freud mempunyai karakteristik kepribadian yang bernilai sangat tinggi seperti keyakinan diri, ambisi yang sangat besar untuk sukses dan mimpi untuk ketenaran dan kemenangan. Keluarga Freud termasuk ke dalam keluarga besar, ia memiliki 7 orang saudara. Freud sering merasa iri apabila ibunya membagi kasih sayang terhadap anak anaknya yang lain. Dari kecil Freud terlihat cerdas, dia masuk sekolah satu tahun lebih awal daripada teman sebayanya atau seumurannya, ia juga dapat berbahasa jerman,latin,yunani,perancis,inggris dan italia. Pada umur 8 tahun ia asyik membaca Shakespeare dalam  bahasa inggris. Freud mempunyai banyak kesenangan termasuk cerita-cerita militer, tetapi pada akhirnya ia memilih sekolah kedokteran di Universitas Wina pada tahun 1873 dan tamat 8 tahun kemudian. Freud suka juga melakukan eksperimen, pernah ia melakukan eksperimen dengan kokain dan memakannya. Tetapi ia menyesalkan bahwa ilmu pengetahuan menyatakan kokain adalah zat yang membuat orang ketagihan. Freud berkenalan dengan seorang gadis yang bernama Martha Berrays, setelah 4 tahun bertunangan dan menikah. Pada tahun 1881 Freud mendirikan praktek (klinik syaraf) dan mulai menekuni bidang orang-orang yang menderita secara emosi atau jiwa.
            Minat Freud pada neurology menyebabkan ia menspesialisasikan diri di bidang perawatan gangguan-gengguan syaraf, sebuah cabang ilmu kedokteran yang ketinggalan ditengah gerak maju di kalangan seni penyembuhan selama abad XIX. Freud belajar selama satu tahun pada psikiater Perancis yang terkenal, Jean Charcot, yang menggunakan hipnotis untuk menyembuhkan hysteria. Meskipun Freud mencoba hipnotis dengan pasien-pasiennya, namun ia tidak yakin dengan kemanjurannya. Brever dan Freud bekerjasama menulis dari beberapa kasus-kasus hysteria yang berhasil disembuhkan dengan pengungkapan (1895). Freud berpendapat bahwa konflik-konflik seksual adalah penyebab dari hysteria, sedangkan Brever berpandangan lebih hati-hati. Sejak itu Freud praktis bekerja sendirian mengembangkan ida-ide yang menjadi dasar teori psikoanalisis dan mencapai puncaknya dalam penerbitan karya besar pertamanya, The Interpretation of Dreams (1900). Dalam waktu singkat, Freud dikelilingi oleh sekelompok muridyang berasala dari berbagai bangsa, diantaranya adalah Ernest Jones dari  Inggris, carl jung dari Zurich, A.A. Brill dari New York, Sandor Fernczi dari Budapest, Karl Abraham dari Berlin, Alfred Adler dari Wina.
Defenisi Kepribadian menurut Freud
Instincts: the propelling forces of the personality
The Instincts:  Instincts adalah elemen dasar kepribadian, kekuatan motivasi yang mendorong perilaku dan menentukan arahnya. untuk konsep ini Freud mencoba yang merjemahkan Instincts sebagai pendorong kekuatan atau impuls (Bettelheim, 1984).
Pandangan Freud tentang manusia yaitu suatu system energy, dimana manusia didorong oleh seksual, dan gerakan agresif atau insting. Dorongan seksual dan agresif ini tidak dipelajari dari soasial. Freud berpendapat, Instincts berasal dari energy-transformasi–energi fisiologis yang menghubungkan kebutuhan tubuh dengan pengharapan pikiran. Jembatan antara energi fisiologis dengan kepribadian ialah Das Es ( id ) dengan insting-instingnya.
Perwujudan psikologisnya disebut hasrat, sedangkan rangsangan jasmaniahnya, dari mana hasrat itu muncul disebut dengan kebutuhan. Jadi, keadaan lapar dapat digambarkan secara fisiologis sebagai keadaan kekurangan makanan pada jaringan-jaringan tubuh, sedangkan secara psikologis diwujudkan dalam bentuk hasrat akan makanan. Dorongan itu berfungsi sebagai motif bagi tingkah laku, sedangkan insting menjalankan control selektif terhadap tingkah laku.
Teori Freud tentang motivasi secara kokoh didasari asumsi bahwa insting adalah satu-satunya sumber energi bagi tingkah laku manusia. Freud mengklasifikasikan hal ini menjadi 2 kategori yaitu: Life Instincts adalah cara untuk bertahan hidup & bereproduksi. Keinginan atau energi dari insting hidup disebut Libido. Libido dapat disalurkan dan dapat dimanivestasikan terhadap objek yang dikenal sebagai cathexis. Death Instincts disebut juga “Destructive Instincts”. Freud berpendapat bahwa setiap manusia memiliki keinginan di bawah alam sadarnya yaitu untuk mati.


Struktur kepribadian
Pemikiran Freud membagi 3 level kesadaran :
Conscious mind:  kesadaran, sebagai penghubung dengan kehidupan sehari termasuk pengalaman dan persepsi yang mana kita sadar terhadap kejadian tertentu. Preconscious mind : terdiri dari memori-memori yang tidak hanya ada di kesadaran namun dapat dengan mudah dibangkitkan ke kesadaran. Isinya dapat muncul ke kesadaran dan dikembalikan ke ketidaksadaran bila dibutuhkan. Unconscious mind : menyimpan motif-motif instingtual yang primitif dan memori dan emosi yang sangat tenang.
Kepribadian tersusun dari tiga sistem pokok yakni: id, ego, superego. Meskipun masing-masing dari kepribadian total ini mempunyai fungsi, sifat, komponen, prinsip kerja, dinamisme, dan mekanismenya sendiri,namun mereka berinteraksi begitu erat satu sama lain sehingga sulit (tidak mungkin) untuk memisah-misahkan pengaruhnya dan menilai sumbangan relatifnya terhadap tingkah laku manusia.
1.      ID
Id berisikan segala sesuatu yang secara psikologis diwariskan dan telah ada sejak lahir, termasuk insting-insting dan libido. Id tidak bisa menanggulangi peningkatan energi yang dialaminya sebagai keadaan-keadaan tegangan yang tidak menyenangkan. Karena itu, apabila tingkat tegangan organisme meningkat maka id akan bekerja sedemikian rupa untuk segera menghentikan tegangan dan mengembalikan organisme pada tingkat energi rendah dan konstan serta menyenangkan. Prinsip reduksi tegangan yang merupakan ciri kerja ini disebut prinsip kenikmatan (pleasure principles), di mana prinsip kesenangan tersebut bertujuan untuk mencapai kepuasan dan menghindari ketidakpuasan.
Id itu egois, primitive, amoral, gegabah. Id tidak mementingkan kenyataan. Cara yang dilakukan id untuk memenuhi kepuasannya adalah melakukan aksi reflex, halusinasi taupun fantasi yang disebut sebagai primary-process thought.
2.      EGO
Kemampuan anak untuk mengembangkan persepsi, recognisi, memori maupun peningkatan intelegensi dan pemikiran akan dunia,disebut sebagai secondary process thought. Ego merupakan master rasional dari kepribadian, yang bertujuan bukan untuk menahan implus dari id tapi membantu id untuk mengurangi ketegangan. Karena merupakan bagian dai kesadaran, ego menentukan kapan dan bagaimana id dapat dipuaskan, hal ini merupakan cara yang cocok dan diterima secara sosial, tempat dan objek yang bisa memuaskan implus id. Ego melayani id dan kenyataan, yang secara konsisten memberikan mediasi dan kompromi terhadap konflik permintaan antara id dan kenyataan. Salah satu fungsi ego dikenal sebagai reality principle, yaitu suatu prinsip yang bertolak belakang dengan prinsip kesenangan dengan mengoperasikan id.
3.      SUPER EGO
Kekuatan ketiga yang dikemukakan oleh Freud adalah Superego. Superego adalah perwujudan internal dari nilai-nilai dan cita-cita tradisional masyarakat sebagaimana yang diterangkan orang tua kepada anak dan dilaksanakan dengan cara memberinya hadiah-hadiah atau hukuman-hukuman. Superego adalah wewenang moral dari kepribadian. Superego sebagai wasit tingkah laku yang diinternalisasikan, berkembang dengan memberikan respon terhadap hadiah-hadiah dan hukuman-hukuman yang diberikan orang tua.
Superego memiliki 2 bentuk, yang pertama adalah conscience yang merupakan bentuk hukuman terhadap perilaku anak. Kedua adalah ego-ideal yang merupakan bentuk pujian terhadap perilaku anak yang baik dan benar. Id fokus pada kesenangan, ego berusaha unutk menunda kesenangan id, dan superego tidak memberikan kompromi terhadap permintaan terbebut.

Dinamika Kepribadian
Anxiety. Anxiety (kecemasan) merupakan dampak dari konflik yang tidak dapat terhindarkan. Ada 3 jenis anxiety, yaitu : Realistic Anxiety, kecemasan pada bahaya nyata yang ada di dunia luar, merupakan sumber terjadinya kecemasan neurotic dan normal. Neurotic Anxiety, kecemasan terhadap hukuman yang akan diterima. Moral Anxiety, kecemasan yang timbul karena melanggar standar nilai. Neurotic anxiety dan moral anxiety tampaklah mirip, namun mempunyai prinsip yang berbeda dalam hal tingkat kontrol ego.
Defense Mechanism. Defense mechanism membantu individu untuk meolak impuls yang tidak dikehendaki masuk kesadaran, dan memberikan kepuasan kepada impuls tersebut dengan cara tidak langsung. Freud mendeskripsikan ada 7 (tujuh) bentuk defense mechanism :
Identification, cara mereduksi ketegangan dengan mengidentifikasikan diri dengan orang yang dianggap lebih berhasil memuaskan keinginan dibandingkan dirinya. Displacement, pemindahan energi dari objek satu ke objek lain karena adanya insting yang tidak dapat dicapai karena adanya rintangan dari dalam dan dari luar. Repression, proses ego yang menggunakan kekuatan untuk menekankan segala sesuatu yang dapat menimbulkan kecemasan keluar dari kesadaran. Fixation, terhentinya perkembangan normal pada tahapan perkembangan tertentu karena setelahnya sangat sukar, sehingga dapat menimbulkan kecemasan dan frustasi yang kuat.
Regression, mundurnya perkebangan ke tahap awal dimana seseorang merasa puas, karena terjadinya kecemasan dan pengalaman traumatik yang sangat kuat pada tahap perkembangan terentu. Reaction Formation, pergantian impuls yang menimbulkan kecemasan dengan impuls kebalikan dalam kesadaran. Projection, perubahan pikiran dan perasaan kecemsan neurotik atau moral menjadi kecemasan realistik dengan cara impuls internal yang mengancam dipindahkan ke objek luar. Isolation, pertentangan antar komponen afektif dan kognitif, gejala neurosis dimana dorongan insting bertahan di kesadaran tanpa adanya perasaan senang atau puas. Denial, penolakan kenyataan, menolak stimulus yang tidak menyenangkan dengan mengganti persepsi itu dengan fantasi.
Perkembangan Kepribadian
Freud percaya bahwa seluruh tingkah laku adalah sikap untuk bertahan (mempertahankan diri). Tapi tidak semua orang menggunakan pertahanan diri yang sama.Perbedaan itu karena mereka dibentuk oleh pengalaman pikiran dan tidak pernah ada dua orang yang sama persis dalam pengalamannya meskipun mereka dibesarkan dalam satu rumah. Jadi bagian dari kepribadian kita dibentuk dari hubungan dasar yang khas sejak kita kecil dengan orang-orang dan obyek-obyek yang berbeda sehingga setiap orang memiliki karakter yang unik. Freud memperhatikan konflik dorongan yang kuat pada usia anak yang sangat muda. Setiap bagian dari tubuh adalah sesuatu yang sangat penting sebagai pusat dari konflik-konflik dari usia yang berbeda.
            Berdasarkan pengamatan ini beliau mengeluarkan teori “tahapan perkembangan psikoanalisa”, setiap tahapan didefenisikan sebagai bagian-bagian erogenesis dari tubuh kita. Pada setiap tahapan konflik pasti ada yang harus diselesaikan sebelum menetap atau sebelum si anak maju ke tahapan berikutnya. Apabila anak tersebut tidak terselesaikan konfliknya maka ia dikatakan mengalami fiksasi. Fiksasi adalah bagian dari libido atau energi psikis yang tinggal atau tertanam pada tahap perkembangan, tidak punya energi yang cukup untuk masuk ke tahapan berikutnya. Freud mengemukakan ada lima tahapan dalam teori tahapan perkembangan psikoanalisa, yaitu:
  1. Fase Oral ( 0-1 tahun )
Sumber kenikmatan adalah rangsangan yang sampai pada daerah mulut. Bayi memperoleh kenikmatan dari menghisap dan mengemut. Bila tidak tepenuhi, anak akan mengalami ketidakmampuan berhubungan dengan orang lain, tidak dapat mencintai dan percaya pada orang lain, isolasi atau penarikan diri dari lingkungan. Terdiri atas 2 sub fase oral, yaitu : Masa ketergantungan oral, bayi tergantung sepenuhnya kepada orang lain dan masa agresifitas oral, sebagai reaksi.
  1. Fase Anal ( 1-3 tahun )
Pusat kenikmatan terdapat di daerah anus, berkaitan dengan kegiatan buang air besar ( masa-masa toilet training ). Bila tidak terpenuhi, anak jadi tidak disiplin, tidak perduli terhadap lingkungan sosial. Reaksi atau sikap orang tua : Terlalu keras atau kaku, akan menimbulkan sikap menentang. Terlalu membiarkan mengatur sendri akan menimbulkan sikap ragu-ragu. Terdiri dari 2 sub fase, yaitu : Pengeluaran kotoran, sumber kepuasan adalah “ mengotori “ lingkungan sebagai reaksi terhadap sikap orang lain yang dianggap tidak menyenangkan. Fiksasi : impulsive, masa bodoh. Penahanan kotoran, tidak mau diatur orang lain. Fiksasi : sikap kaku, keras kepala.
  1. Fase Phallic ( 3-5 tahun )
Konflik dasar dari tahap ini adalh keinginan dari alam bawah sadar anak untuk melakukan hubungan seksual. Keinginan dari alam bawah sadar akanmemusuhi atau merusak orang tua yang punya jeniskelamin sama. Konflik ini disebut Oedipus Complex.
Freud juga menjelaskan tentang Electra Complex, konflik yang dialami wanita pada masa phallic. Freud mengatakan hal ini terjadi karena reaksi si anak ketika dia menemukan bahwa anak laki-laki memiliki penis dan dia tidak. Si anak menyalahkan ibunya atas bayangan/gambaran si ibu yang diturunkan kepadanya. Dia menjadi cemburu dan mengalihkan / mentransfer cintanya pada sang ayah karena memiliki organ yang dia inginkan
Secara garis besar, dari fase phallic ini ada beberapa hal penting, yaitu :
Pusat kenikmatan adalah alat kelamin, mulai menaruh perhatian terhadap perbedaan anatomi. Laki-laki menglami Castration Anxiety. Tokoh ibu menjadi obyek kasih sayang. Ayah dianggap musuh. Perempuan mengalami Electra Complex. Tokoh ayah menjadi obyek kasih sayang. Ibu dianggap musuh. Untuk menekan perasaan ini, anak mengidentifikasikan dirinya dengan orang tua sejenis. Kegagalan pada fase ini, akan menyebabkan kebingungan akan peran seks secara wajar, kegagalan akan menemukan standar moral yang tepat
  1. Fase Laten ( 6-12 tahun )
Aktifitas seksual tenang, terpendam, tidak aktif atau ditekan melalui resolusi dari oedipus complex dan electra complex. Anak menumbuhkan dan mengembangkan ketrampilan dasar, memperoleh dan memperhatikan sistem nilai. Dikatakan periode laten, karena sebenarnya tidak termasuk dalam tahapan psikoanalisa. Insting seksual istirahat, disublimasikan dalam waktu perkembangan tertentu melalui kegiatan di sekolah, hobi dan olahraga, serta pengembangan persahabatan dengan anggota masyarakat lain yang berjenis kelamin sama atau tidak sama.
  1. Fase Genital ( 12 tahun ke atas )\
Datangnya masa pubertas. Dorongan seks semakin berkembang lagi. Objek cinta berpindah dari cinta insect ke cinta heteroseksual yang tidak insect. Fungsi biologis ialah reproduksi, aspek-aspek psikologis membantu mencapai tujuan ini dengan memberikan stabilitas dan keamanan sampai batas tertentu. Individu yang telah mencapai tahap ini, akan mampu untuk perduli terhadap kesejahteraan dari orang yang dia cintai. Sublimasi penting bagi masa ini adalah motif seksual dan agresif dari id, ditransformasi menjadi energi untuk menikah, bekerja dan merawat anak

Psychopatology
            Sulit untuk teori psikoanalitik dimengerti tanpa pemahaman dasar tentang sifat perilaku seringkali aneh dan membingungkan yang menarik perhatian Freud. Freud menghabiskan sebagian besar waktu profesionalnya bekerja dengan pasien dengan gangguan neurotik. Bahkan, unsur-unsur yang paling penting dalam teorinya didasarkan pada pengamatan yang berasal dari pekerjaan ini. Dalam kursus ini investegations, Freud memutuskan bahwa proses psikologis pasiennya tidak aneh bagi mereka dengan gangguan neurotik, tetapi dapat ditemukan untuk satu derajat atau yang lain, dan di salah satu dari atau yang lain, pada semua orang. Jadi, meskipun awalnya didasarkan pada pengamatan dengan pasien, teorinya adalah teori umum fungsi kepribadian dari pada hanya teori perilaku abnormal. Tipe kepribadian sebagaimana dicatat, Freud berpikir bahwa lima tahun pertama kehidupan sangat penting dalam perkembangan individu. Selama tahun ini, adalah mungkin untuk sejumlah kegagalan terjadi dalam pengembangan instinc tersebut. Kegagalan tersebut dalam pengembangan disebut fiksasi.
Jika individu menerima gratifikasi begitu sedikit selama tahap pembangunan yang mereka takut untuk pergi ke tahap berikutnya, atau jika mereka menerima gratifikasi sehingga tidak ada motivasi untuk melanjutkan, fiksasi akan terjadi. Jika fiksasi terjadi, individu akan mencoba untuk mendapatkan jenis yang sama kepuasan yang sesuai untuk tahap awal pembangunan selama tahap selanjutnya. Misalnya, individu terpaku pada tahap oral dapat terus mencari pemuasan oral yaitu : makan, merokok, atau minum. Sebuah fenomena perkembangan yang terkait dengan fiksasi adalah regresi. Dalam regresi, individu berusaha untuk kembali ke mode sebelumnya kepuasan, titik awal dari fiksasi. Regresi sering terjadi dalam kondisi stres, sehingga banyak orang makan berlebihan, merokok, atau minum alkohol terlalu banyak hanya selama periode frustasion dan kecemasan.
The oral personality
Konsep tahap pembangunan, fiksasi regresi, dan sangat penting untuk teori psikoanalitik. Salah satu aspek yang paling menarik dalam cara di mana karakteristik kepribadian yang dikembangkan di awal dan dipelihara setelahnya. Untuk masing-masing tahap awal pengembangan, ada karakter yang sesuai jenis yang dikembangkan, karena fiksasi parsial pada tahap itu. karakteristik kepribadian oral, misalnya, berkaitan dengan proses yang terjadi selama tahap oral pembangunan yang mempertahankan individu di kemudian hari. Kepribadian oral adalah narsistik bahwa mereka hanya tertarik pada diri mereka sendiri dan tidak memiliki pengakuan yang jelas lain sebagai entitas yang terpisah. Orang lain terlihat hanya dalam jangka apa yang dapat mereka berikan (pakan). Kepribadian Oral selalu meminta sesuatu, baik dalam hal permintaan, sederhana memohon atau permintaan agresif.
The anal personality
Kepribadian anal berasal dari tahap anal pembangunan. Berbeda dengan grafitication terkait dengan mulut dan aktivitas oral, yang dapat dinyatakan di masa dewasa dalam bentuk yang relative dirpresi, kepuasan impuls anal harus mengalami transformasi yang cukup. Secara umum, ciri-ciri karakter anal terkait dengan proses yang terjadi pada tahap anal pembangunan yang belum sepenuhnya dilepaskan. Proses penting adalah proses tubuh (akumulasi dan rease dari feses) dan hubungan interpersonal (dengan kemauan berjuang atas toilet training). Mengikat dua bersama-sama, orang anal melihat ekskresi sebagai simbol dari kekuasaan yang sangat besar. Bahwa pandangan seperti tetap ditunjukkan dalam ekspresi sehari-hari banyak seperti referensi ke toilet sebagai takhta. Perubahan dari mulut ke anus adalah salah satu karakter dari memberi saya untuk melakukan apa yang saya katakan atau dari saya harus memberi, Anda harus mematuhi Anda. Karakter anal dikenal oleh tiga serangkai sifat, yang disebut triad anal, ketertiban dan kebersihan, kekikiran, dan keras kepala. Penekanan pada kebersihan dinyatakan dalam. Kepribadian kompulsif anal memiliki kebutuhan untuk menjaga semuanya bersih dan dalam rangka, mewakili formasi reaksi terhadap dan minat dalam hal-hal yang kacau dan haram. Sifat kedua dari tiga serangkai, kekikiran / kekikiran, berkaitan dengan kepentingan compulsives anusmberpegang pada hal-hal, minat dating kembali ke ingin mempertahankan feses kuat dan penting. Sifat ketiga di triad, ketegaran, berkaitan dengan pembangkangan infantil karakter anal melawan berpisah dengan bangku, terutama pada perintah lainnya.
The phallic character
Sama seperti jenis karakter oral dan anal mencerminkan fiksasi parsial pada dua tahap pertama pembangunan, karakter phallic merupakan hasil fiksasi parsial di kompleks tahap Oedipus. Fiksasi di sini memiliki implikasi yang berbeda untuk pria dan wanita, dan perhatian khusus telah diberikan kepada hasil fiksasi parsial untuk laki-laki. Sedangkan keberhasilan untuk orang oral berarti'' Saya mendapatkan'' dan kesuksesan bagi orang anal berarti kendali, sukses untuk sarana laki phallic'' Saya'' manusia. Laki-laki phallic harus menyangkal semua saran kemungkinan bahwa ia telah dikebiri. Baginya, kesuksesan berarti bahwa ia adalah kebanggaan mata orang lain. Dia harus selalu menegaskan maskulinitas dan potensi, sikap dicontohkan oleh Theodore Roosevelt mengatakan,'' berbicara lembut tapi membawa tongkat besar''. Kualitas, berlebihan ekshibisionis dengan perilaku orang-orang yang ekspresif dari kecemasan yang mendasari tentang pengebirian.
Para perempuan dari karakter phallic laki-laki dikenal sebagai hysterical personality. Sebagai pertahanan terhadap keinginan oedipal, gadis kecil mengidentifikasi ke tingkat yang berlebihan dengan ibunya dan feminitas. Dia menggunakan perilaku menggoda dan genit untuk mempertahankan perhatian ayahnya tapi membantah niat seksualnya. Pola perilaku kemudian terbawa sampai dewasa, di mana ia dapat menarik orang-orang dengan perilaku genit namun menyangkal niat seksual dan umumnya tampak agak naif. Wanita hysterical ideal di kehidupannya, pasangan mereka, dan cinta romantis, sering menemukan diri mereka terkejut dengan momen jelek di hidup.
Conflict and defense
            Menurut Freud, semua psikopatologi berkaitan dengan upaya untuk memuaskan naluri yang telah terpaku pada tahap perkembangan. Dengan demikian, di psikopatologi individu masih mencari kepuasan seksual dan agresif dalam bentuk kekanak-kanakan. Namun, karena hubungannya dengan trauma masa lalu, ekspresi keinginan ini mungkin sinyal bahaya bagi ego dan mengarah pada pengalaman kecemasan. Akibatnya, ada situasi konflik di mana perilaku yang sama yang berhubungan dengan kesenangan dan rasa sakit. Misalnya permusuhan, seseorang mungkin berusaha untuk menjadi tergantung pada orang lain tetapi takut bahwa jika hal ini dilakukan dia akan rentan terhadap frustrasi dan kehilangan (nyeri).     
Seperti disebutkan dalam diskusi sebelumnya, bagian penting dari konflik adalah kecemasan. Untuk mengurangi pengalaman menyakitkan kecemasan, mekanisme pertahanan, dibawa ke dalam bermain. Jadi, misalnya, orang mungkin menolak perasaan agresifnya atau memproyeksikan diri mereka ke hal lainnya. Dalam kedua kasus orang tidak lagi harus takut terhadap perasaan agresif. Singkatnya, di psychopatology ada konflik antara drive atau keinginan (naluri) dan rasa ego (kecemasan) bahwa bahaya akan terjadi jika keinginan dinyatakan (habis). Untuk mencegah hal ini dan untuk menangkal hal ini dan untuk menangkal kecemasan, mekanisme pertahanan yang digunakan. Secara struktural, neurosis adalah akibat konflik antara id dan ego.
Assessment dan Riset
Menurut freud sadar dianggap menjadi kekuatan pendorong utama dalam kehidupan, konflik masa kanak-kanak ditekan keluar dari kesadaran. Tujuan dari sistem freud tentang psikoanalisis adalah untuk membawa kenangan ditekan, ketakutan, dan pikiran kembali ke tingkat kesadaran. Bagaimana bisa psikoanalis mengevaluasi atau menilai ini bagian tak terlihat dari pikiran, arena gelap yang tidak terjangkau bagi kita? selama karyanya dengan pasien, freud mengembangkan metode : asosiasi bebas dan analisis mimpi.
Free association
Salah satu kasus histeria yang paling terkenal dari Breuer adalah kasus Anna 0., yang ditangani Breuer dari tahun 1880 sampai 1882. Kurang-lebih pada waktu yang bersamaan, seorang ahli saraf terkemuka dari Rumah Sakit La Salpetriere, Paris, yakni Jean Martin Charcot, mengembangkan metode yang sama dengan yang digunakan Breuer. Dari kedua orang ini Freud belajar dan mempraktekkan metode hipnosis untuk menangani kasus-kasus histeria. Bahkan dengan Breuer, Freud sempat mengadakan kerja sama.
Kerja sama mereka menghasilkan penanganan atas sejumlah kasus histeria yang dibukukan dengan  judul Studien uber Hysterie(1895). Tetapi tidak lama setelah buku tersebut diterbitkan, Freud memisahkan diri serta mening­galkan metode yang digunakan oleh Breuer dan Charcot karena ia merasa tidak puas dengan prosedur dan basil yang dicapainya: Setelah mening­galkan metode hipnosis, Freud mencoba metode lain, yakni metode sugesti yang dipelajarinya dari Bernheim pada tahun 1889. Dan metode yang terakhir ini pun ternyata tidak memuaskan Freud, sehingga ia akhirnya mengembangkan dan menggunakan metode sendiri yang disebut metode asosiasi bebas (free association method).
Berbeda dengan metode hipnosis yang menyadarkan diri pada anggapan bahwa pengalaman-pengalaman traumatik yang ada pada pasien histeria perlu dan hanya bisa diungkapkan dalam keadaan si pasien tidak sadar (di bawah pengaruh hipnosis), metode asosiasi bebas bertumpu pada anggapan bahwa pengalaman-pengalaman traumatik (pengalaman yang menyakitkan) yang dimiliki pasien hysteria itu bisa diungkapkan  dalam keadaan sadar. (Dalam asosiasi bebas, pasin diminta untuk mengemukakan secara bebas hal-hal apa saja yang terlintas dalam pikirannya saat itu.
Hal yang penting dari pengembangan asosiasi bebas ini adalah, metode asosiasi bebas dengan prinsip atau anggapan yang mendasarinya telah membawa Freud kepada suatu kesimpulan bahwa ketaksadaran memiliki sifat dinamis, dan memegang peranan dalam ter­jadinya gangguan neurotik seperti histeria.
Dream Analysis
Di samping metode asosiasi bebas, pada periode awal dari psikoanalisa itu Freud juga mengembangkan analisis mimpi (dream analysis) atau penafsiran mimpi. Penafsiran mimpi ini diketnbangkan oleh Freud ber­dasarkan anggapannya bahwa isi mimpi merupakan simbol dari keinginan­ atau pengalaman-pengalaman tertentu yang direpres di alam tak sadar.
Dengan demikian, sebagaimana dikatakan oleh Freud, mimpi itu sendiri adalah via regia Oalan utama) menuju alam tak sadar. Artinya, melalui penafsiran atas sebuah mimpi, kits bisa mengetahui keinginan­keinginan atau pengalaman-pengalaman spa yang direpres oleh si pernim­pin di alam tak sadarnya. Itulah yang login dicapai Freud melalui penafsiran mimpi yang dikembangkannya. Adapun subjek Freud yang pertama dan sering digunakan untuk keperluan menguji ketepatgunaan metode penafsiran mimpinya tidak lain adalah dirinya sendiri.
Research in Freud’s Theory
Metode Freuds penelitian utama adalah studi kasus, yang memiliki beberapa keterbatasan, studi kasus tidak bergantung pada observasi yang objektif, data tidak dikumpulkan dalam mode terkontrol dan sistematis, dan situasi (sesi psikoanalitik) tidak setuju untuk duplikasi dan verifikasi . Tidak bisa sistematis bervariasi kondisi masa kanak-kanak di mana pasien yang dipelihara tidak bisa menduplikasi di laboratorium lingkungan rumah seseorang. Secara umum, kemudian, pengamatan klinis tidak dapat diulang dalam eksperimen psikologis terkontrol.
Banyak penelitian yang mencakup ketidaksadaran sublimation perception (juga disebut sublimation psychodynamic activation), dimana stimulus dihadirkan pada subjek dibawah kesadaran. Meskipun ketidakmampuan mereka dalam menerima stimulus, proses kesadaran subjek dan perilaku diaktifkan oleh stimulus. Dengan kata lain, seseorang dapat dipengaruhi oleh stimulus dimana mereka tidak mengetahui secara sadar.

Isu penting dalam Psikologi Kepribadian menurut Freud
            Manusia digambarkan sebagai pessimism, bergumul dengan kekuatan diri, pergumulanyang membawa ke pada kekalahan. Pada nature-nurture, Freud memilih jalan tengah. Id yang merupakan bagian keribadian terkuat, berdasarkan struktur secara psikologikal, sebagai tahap perkembangan psikoseksual. Secara universality kita semua mangalami tahap perkembangan psikoseksual dan mengatakan bahwa setiap pribadi individu adalah unik. Freud menggambarkan deterministik sebagai hal-hal yang kita lakukan, pikirkan, imipikan, ditentukan oleh insting hidup dan mati. Pribadi dewasa kita ditentukan dari interaksi yang terjadi sebelum kita berusia lima tahun, dimana kita memiliki sedikit control.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar