Berhubung
saya punya tugas persentasi statistika mengenai pengujian hipotesis, nah, saya
berniat untuk share sedikit mengenai sebagian dari materi yang akan saya
bawakan,, Semoga bermanfaat y teman-teman.
Type
I error adalah kesalahan yang dibuat oleh peneliti karena menolak hipotesis nol
(H0), padahal hipotesis nol itu benar. Sedangkan type II error adalah kesalahan
yang dibuat oleh peneliti karena menolak hipotesis alternatif (Ha), padahal
hipotesis alternatif itu benar atau dengan kata lain adalah kesalahan karena
gagal menolak H0 (maksudnya, menerima H0), padahal hipotesis nol itu salah.
Konkretnya sebagai berikut. Hipotesis nol adalah hipotesis kondisi ideal suatu kejadian. Misalnya, seorang peneliti ingin memastikan bahwa bumi berbentuk bulat. Kondisi idealnya, dengan demikian, adalah bahwa bumi bulat, sehingga hipotesis nol berbunyi: “Bumi berbentuk bola”. Hipotesis alternatif adalah hipotesis bahwa suatu fenomena tidak dalam kondisi ideal. Dengan demikian, untuk contoh di atas, hipotesis alternatif berbunyi: “Bumi berbentuk kubus”.
Konkretnya sebagai berikut. Hipotesis nol adalah hipotesis kondisi ideal suatu kejadian. Misalnya, seorang peneliti ingin memastikan bahwa bumi berbentuk bulat. Kondisi idealnya, dengan demikian, adalah bahwa bumi bulat, sehingga hipotesis nol berbunyi: “Bumi berbentuk bola”. Hipotesis alternatif adalah hipotesis bahwa suatu fenomena tidak dalam kondisi ideal. Dengan demikian, untuk contoh di atas, hipotesis alternatif berbunyi: “Bumi berbentuk kubus”.
Kesalahan
tipe I, menolak hipotesis nol padahal hipotesis itu benar, adalah jika
peneliti, berdasarkan pengamatannya menggunakan instrumen-instrumen yang ia
miliki, menolak menyimpulkan bahwa bumi berbentuk bola. Sebaliknya, kesalahan
tipe II adalah jika peneliti menolak temuan bahwa bumi berbentuk kubus,
padahal, memang, bumi berbentuk kubus.
Pertanyaan,
mana yang lebih besar risiko atau biayanya? Kesalahan tipe I atau tipe II?
Contoh
misalnya masalah titik didih air. Fakta yang ada menunjukkan bahwa air mendidih
pada suhu 100 derajat C. Seorang peneliti ingin tahu apakah ada air yang
mendidih pada suhu di bawah 100 derajat C. Hipotesis nol adalah: “Air mendidih
pada suhu 100C”; hipotesis alternatif, “Air mendidih pada suhu di bawah 100
derajat C. Risiko atau biaya kesalahan tipe I, menolak air fakta bahwa air
mendidih pada suhu 100 derajat C, lebih besar daripada kesalahan tipe II,
menolak air mendidih pada suhu di bawah 100 derajat C.
Nah,
jadi jelas bahwa kesalahan tipe I lebih “berbahaya” daripada kesalahan tipe II.
Terimakasih.
salam
Hillary
Tidak ada komentar:
Posting Komentar